5 Fakta Menarik Suku Maya, Kota yang Hilang hingga Ramalan Kiamat
Sebuah kota kuno Suku Maya ditemukan di balik belantara hutan tropis di Kawasan Peten, Guatemala.
Itu bukan kota biasa, melainkan megapolitan yang dihuni jutaan orang, lengkap dengan lahan pertanian skala industri dan sistem kanal terintegrasi.
Keberadaan kota tersebut terkuak berkat teknik pemetaan Light Detection and Ranging (LiDAR). Cara kerjanya adalah dengan memantulkan sinar laser ke tanah, dan kemudian mengungkap detail kontur di balik pepohonan lebat yang ada di hutan.
Pemetaan seluas 2.100 kilometer persegi itu kian menguak fakta bahwa Suku Maya -- salah satu penduduk asli benua Amerika yang hidup sekitar tahun 1000 sebelum Masehi hingga 900 Masehi -- merupakan bangsa yang ahli dalam bercocok tanam.
"Bisa jadi ini merupakan alasan kuat mengapa Amerika dikenal sebagai wilayah asal berbagai tumbuhan penting saat ini, seperti cabai dan kentang misalnya," ujar Thomas Garrison, Asistes Profesor Antropologi dari Ithaca College di New York, AS seperti dikutip dari Time.
Pemetaan wilayah tersebut berhasil mendeteksi sebanyak 60.000 struktur individu, termasuk empat lokasi pusat pemujaan bangsa Maya yang dilengkapi oleh piramida dan lapangan terbuka.
Tak hanya temuan kota kuno di tengah hutan belantara, Suku Maya menyimpan banyak misteri yang belum terpecahkan, berikut 5 di antaranya seperti dikutip sebagian dari situs Thought.co:
1. Bangsa yang Kejam
Kuil suku Maya di Belize. Sejumlah bangunan lambang peradaban manusia telah hancur karena kerakusan, kelalaian, ataupun kebencian. (Wikipedia)
Pandangan populer mengganggap Maya sebagai suku yang damai: gemar mengamati bintang, memperdagangkan giok, emas, dan bulu-bulu cantik untuk ditukar dengan barang lain.
Namun, anggapan itu sirna saat para arkeolog mengungkap simbol-simbol dan huruf kuno yang ditinggalkan di patung-patung dan sejumlah kuil.
Ternyata, bangsa Maya tak lebih kejam dari tetangganya di utara, Aztek.
Adegan perang, pembantaian, dan pengorbanan manusia diabadikan dalam lukisan batu.
Peperangan antar-negara-negara kota berubah jadi pertempuran brutal tanpa akhir, sehingga banyak yang menyakini, itu menjadi penyebab merosotnya peradaban Maya yang akhirnya binasa.
2. Tak Pernah Meramalkan Kiamat 2012
Film kiamat 2012
Dunia sempat dibuat heboh jelang 21 Desember 2012 -- yang dianggap sebagai 'kiamat menurut bangsa Maya'.
Tanggal tersebut konon sesuai dengan kalender hitung panjang Suku Maya (Long Count), sebuah sistem yang sangat kompleks yang mencakup periode sekitar 5.200 tahun.
Histeria jelang 21 Desember 2012 -- titik akhir perhitungan Long Count -- bahkan membuat Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) angkat bicara, menepis semua rumor dan kabar bohong yang beredar. Semua argumen 'penyebab' kiamat pun dipatahkan dengan sains.
Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, mengungkap, rumor kiamat Maya diawali sebuah klaim tentang planet "liar" bernama Nibiru. "Disebut-sebut planet yang ditemukan Bangsa Sumeria itu mengarah ke Bumi," demikian penjelasan NASA dalam situsnasa.gov.
Nibiru atau populer disebut "Planet X" lantas diklaim sebagai penyebab kiamat. "Awalnya kiamat diprediksikan terjadi pada Mei 2003, namun karena tak apapun yang terjadi, akhir dunia digeser menjadi Desember 2012," demikian ungkap NASA.
Kebetulan, pada tanggal 21 Desember 2012 bertepatan dengan akhir b'aktun 13 kalender hitung panjang (Long Count) Maya. "Itu mengapa tiba-tiba kiamat diprediksikan terjadi pada 21 Desember 2012."
Faktanya, bangsa Maya kuno tak pernah meramalkan kiamat. Berakhirnya kalender mereka adalah sebuah awal baru, bukan pertanda kiamat.
3. Melek Huruf
Peninggalan Suku Maya
Bangsa Maya ternyata memiliki bahasa, huruf, bahkan buku. Bagi mata yang tak terlatih, abjad mereka terlihat seperti serangkaian titik dan coretan yang aneh.
Pada kenyataannya, Suku Maya kuno menggunakan bahasa yang kompleks. Tak semua anggotanya bisa membaca.
Buku-buku itu diduga diproduksi dan digunakan oleh para pemuka kepercayaan atau imam.
Maya memiliki ribuan buku saat bangsa Spanyol tiba dan menjajah tanah mereka. Namun, pendatang membakar sebagian besar buku-buku itu.
0 comments